Bulan maret tahun 2011 yang lalu, saya
pernah membuat wingko, lama tak membuat kok rasanya kangen ya…. Rasa kangen
yang hanya bukan sekadar membuat wingko saja, tapi kangen saat-saat di sibukan
membuat suguhan atau bawaan saat akan kumpul-kumpul atau pengajian bersama
warga Indonesia di Aachen.
wingko |
Pertemuan yang di adakan sebulan
sekali atau bahkan 2 minggu sekali itu sangat di tunggu-tunggu, karena
kesibukan masing-masing membuat kami menjadi jarang bertemu. Ditunggu-tunggu,
ya kapan lagi kami makan makanan Indonesia, yang di peruntukan untuk orang
Indonesia dari orang Indonesia. Membayangkannya saja sudah serasa terbang
kesana…. Hiks… kangen….
Terkadang, makanannya bertema, seperti
waktu salah seorang teman asal yogya yang menyajikan gudeg dan nasi kucing khas
yogya lengkap dengan lauknya, yang kurang hanya sate telur puyuh saja karena di
Aachen sangat jarang.
Seringnya sih, soto ayam lengkap,
lontong kari, nasi kuning, nasi krawu, nasi liwet dan lainnya.
Untuk cemilannya biasanya ibu-ibu
semangat membuat kue basah, seperti, lemper, risoles, bala-bala, centik manis,
pisang goreng, lapis pepe, cilok, cireng, dan tentu saja wingko. Jadi tambah kangen deh....
Saat di Aachen dulu, wingko saya
panggang menggunakan oven listrik, tapi karena saat ini sedang mengungsi
dirumah mama, saya panggang menggunakan happycall. Ternyata bisa juga dan tentu
saja lebih mudah dari pada angkat-angkat oven tangkring. Hasilnya pun, sama
enaknya. Hanya mungkin penampilannya sedikit gosong, tidak seperti di oven.
Mirip-mirip wingko babat yang dari kulonprogo.
Untuk resepnya saya tetap memakai
resepnya teh tuti, tapi di modifikasi tentunya karena bahan-bahan yang di
gunakan berbeda dengan yang di Aachen dulu. Saya berencana membuat adonan 1
resep, tapi ternyata keenceran, mungkin akarena saya menggunakan kelapa segar
yang di parut memanjang, buakn kelapa kering, juga menggunakan beras ketan yang
saya blender. Jadi saat adonan di campur menjadi sangat encer. Akhirnya saya
membuat 2 resep dengan mengurangi beberapa bahan lainnya.
Resep Wingko:
Bahan-bahan:
- 600 gram tepung ketan putih, saya
memblender beras ketan
- 500 gram kelapa parut segar, bisa
memakai kelapa untuk bumbu urap yang di parut memanjang
- 300 gram gula pasir.
- 400 ml air santan cair.
- 5 Putih Telur.
- 4 Kuning Telur untuk mengolesi
bagian atas wingko, saya tidak pakai.
Saya menambahkan 2 bungkus vanila
supaya harum dan 2 sdt garam.
Cara pembuatannya:
1.
Semua bahan-bahan di atas di campurkan, dengan memasukan santan
sedikit demi sedikit, hingga adonan tercampur baik.
adonan wingko |
2.
Kemudian siapkan happycall yang sudah di olesi sedikit mentega, atau
bisa juga menggunakan cetakan surabi. Tunggu hingga panasnya merata, tuangkan
adonannya, tutup happycallnya. Penampakannya seperti di foto bawah.
3.
Tunggu hingga sisinya sedikit berwarna kecoklatan, balikan adonan
bersama happycallnya, supaya sisi satunya matang. Setelah tercium wangi atau
bisa di buka tutupnya dan tusuk menggunakan tusuk sate, jika tusuk satenya
bersih, tanda wingko sudah matang. Angkat, pindahkan ke piring, tunggu dingin
dahulu baru dipotong-potong dan siap dihidangkan.
4.
Bisa juga di panggang menggunakan cetakan serabi atau kue lumpur.
Tapi sepertinya cetakan surabi sedikit lengket, jadi penampilannya tidak cantik
saat di balik, apa karena saya belum terbiasa menggunakannya ya, atau ada
teknik lain.
Selamat mencoba ya....
Dear Admin,
ReplyDeleteadakah nomer telp yang bisa kami hubungi untuk penwaran partnership dengan brand ternama? Thanks :)
alamat email kami: mania.bento(at)gmail.com
Delete