Salmon Teriyaki |
Kalau dari Jerman, kami sering kali memilih terbang ke Malaysia dahulu. Selain kadang harga tiketnya lebih miring. Pun di Indonesia kami sering mobile. Dari Jawa Timur ke Riau. Kalau turun di Kuala Lumpur, maka kami bisa mengambil penerbangan KL - Surabaya - Pekanbaru - KL. Atau sebaliknya. Penerbangan KL - Pekanbaru - Surabaya - KL. Cara ini kami anggap lebih praktis. Apalagi sekarang sudah banyak penerbangan dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur mau pun dari Surabaya menuju Kuala Lumpur.
Dari KLIA ke KLIA 2 terdapat angkutan berupa bus antar terminal dan kereta ekspress. Kalau bus tarifnya lebih murah, 1 ringgit saja. Akan tetapi, lokasi terminal busnya lumayan jauh. Pegel juga kalau harus geret-geret koper gede. Di KLIA 2 juga begitu. Dari terminal bus ke tempat check in jalannya bikin pegel kaki dan hati. hehehe.
Naik kereta ekspress tarifnya 2 ringgit. Akan tetapi, stasiunnya lebih mudah dan dekat dijangkau. Tinggal pilih mau pilih murah atau pilih nyaman. Saya pilih mencoba dua-duanya. Ternyata lebih enak naik kereta ekspress saja.
Ini Bandara Apa Mall?
Ini Bandara Apa Mall?
Masuk ke terminal KLIA 2 saya langsung terkagum-kagum. Buseetttt ini terminal gede banget, yaks. Karena naik bus, maka saya pun turun di tempat antah-berantah di lantai dasar. Jauh dari mana-mana. Saya pun masuk, mencari tempat check in keberangkatan. Dan sambil menggeret koper berat, saya berjalan jauh, sebelum akhirnya ketemu lift ke sebuah lantai yang lebih mirip mall dibandingkan sebuah bandara. Menurut situs resmi mereka, di bandara ini terdapat 225 tempat usaha. Wuihhh.
Toko-toko berderet seakan tiada habisnya. Toko baju, aksesoris, tas, koper, bahkan ada supermarket Tesco. Di sini bisa beli cemilan, buah, atau roti dengan harga lumayan miring. Selain toko, di bandara ini bisa kita temukan bank serta rumah makan. Masakan apa? Macam-macam lah tinggal dipilih sesuai selera.
Semalaman saya berada di bandara KLIA. Pesawat saya ke Surabaya baru terbang sekitar pukul 9 pagi keesokan harinya. Sedangkan pukul 9 malam saya sudah berada di KLIA 2.
Makan di KLIA2
Makan di KLIA2
Setelah menukar uang di KLIA (sayangnya kursnya tidak terlalu bagus), saya pun mulai mencari alternatif makanan untuk mengganjal perut. Saya mulai berkeliling beberapa tempat. Mulai lantai kedatangan hingga di lantai keberangkatan.
Banyak sekali pilihan makanan di sini. Tinggal disesuaikan selera. Mulai hidangan melayu, Jepang, Korea, Indonesia, China, pasta, pizza, wara laba ayam goreng terkenal, makanan cepat saji, warung kopi, kedai es krim, toko kue, semua tersedia.
Setelah berkeliling, tempat makan di sini paling banyak di lantai 2 (kedatangan), lantai 2M, serta lantai 3 (keberangkatan). karena sudah malam, suasana warung makan sudha agak sepi. kecuali kedai-kedai kopi.
Pilihan akhirnya saya jatuhkan ke Ramen Ten di lantai 2. Rumah makan Jepang. Label halalnya terlihat di papan poster di depan restoran. Harganya pun terjangkau. Tempatnya nyaman. Meja kursi dari kayu.
Melihat-lihat menu, saya mulanya bingung memilih antara ramen atau makan nasi. Salmon teriyakinya terlihat sangat menggoda. Pilih itu saja. Nasi dan salmonnya dihidangkan bersama sepotong daun salad dan telur rebus di dalam sebuah kotak nasi melamin. Sausnya seperti kecap manis dan agak sedikit eneg. Minumnya saya pesan teh hijau panas saja.
Paginya sebelum check in, saya sarapan tahu bakso ikan goreng di Nanyang Food Garden. Pas mau beli minum, yaa... persediaan ringgit sudah menipis. Beli air putih saja setelahnya di luar.
Jika dibandingkan dengan food court LCCT, harga makanan di KLIA2 rata-rata lebih mahal. Akan tetapi pilihannya sangat banyak. jadi bisa wisata kuliner di sini.
Banyak sekali pilihan makanan di sini. Tinggal disesuaikan selera. Mulai hidangan melayu, Jepang, Korea, Indonesia, China, pasta, pizza, wara laba ayam goreng terkenal, makanan cepat saji, warung kopi, kedai es krim, toko kue, semua tersedia.
Setelah berkeliling, tempat makan di sini paling banyak di lantai 2 (kedatangan), lantai 2M, serta lantai 3 (keberangkatan). karena sudah malam, suasana warung makan sudha agak sepi. kecuali kedai-kedai kopi.
Pilihan akhirnya saya jatuhkan ke Ramen Ten di lantai 2. Rumah makan Jepang. Label halalnya terlihat di papan poster di depan restoran. Harganya pun terjangkau. Tempatnya nyaman. Meja kursi dari kayu.
Melihat-lihat menu, saya mulanya bingung memilih antara ramen atau makan nasi. Salmon teriyakinya terlihat sangat menggoda. Pilih itu saja. Nasi dan salmonnya dihidangkan bersama sepotong daun salad dan telur rebus di dalam sebuah kotak nasi melamin. Sausnya seperti kecap manis dan agak sedikit eneg. Minumnya saya pesan teh hijau panas saja.
Paginya sebelum check in, saya sarapan tahu bakso ikan goreng di Nanyang Food Garden. Pas mau beli minum, yaa... persediaan ringgit sudah menipis. Beli air putih saja setelahnya di luar.
Jika dibandingkan dengan food court LCCT, harga makanan di KLIA2 rata-rata lebih mahal. Akan tetapi pilihannya sangat banyak. jadi bisa wisata kuliner di sini.
No comments:
Post a Comment