Keju, Bahan Makanan Favorit
Keju. Produk susu satu ini favorit banyak orang, yah. Banyak sekali dipakai dalam seni kuliner. Baik buat kue, cemilan, gorengan, sampai makanan berat. Dibuat taburan pizza, martabak manis, spaghetti. Bisa pula dipakai campuran kentang panggang, serta sayuran panggang.
Dulu waktu masih kecil, huuaaaa, jarang saya melihat keju. Paling setahun sekali. Ketika mama membuat kastengel. Kue kering lebaran ini hampir jadi jajanan tahunan wajib. Kastengel buatan tangan mama banyak disuka kaum kerabat kami. Sebab kejunya sangat terasa. Mama membeli keju tua bundar yang warna bungkusnya merah tua. Entah kejunya jenis apa.
"Pokoknya keju tua," kata mama. Yang paling mahal di toko kebutuhan kue di kota kami.
Sekarang, karena tidak kuat lagi berlama-lama membuat kue di bulan puasa, kastengel buatannya selalu dirindukan.
"Ah, sayang sekali tahun ini gak ada kastengel," demikian komentar para saudara saat bersilaturahmi ke rumah..
Saya juga penggemar kastengel sebenarnya. Tapi tidak terlalu doyan membuatnya. Namun sesekali saya masih membuat sendiri sesuai dengan resep mama.
Oh ya, setelah tinggal di Jerman, di supermarket sesekali saya temukan kue kering mirip kastengel. Kalau di sini namanya Käsegebäck. Alias kue kering keju. Rasanya lebih ringan dibanding kastengel dari Indonesia. Saya taksir, telurnya lebih sedikit dibanding resep yang sering kita gunakan.
Keju untuk Kastengel
Mama saya selalu menggunakan keju tua sebagai bahan dasar membuat kastengel. Beliau tidak terlalu suka keju cheddar yang banyak dijual di supermarket. Keju tua rasanya lebih mantep dan kastengelnya lebih tahan lama. Begitu alasan beliau. Warna kejunya yang agak oranye pun menjadikan warna kastengel kuning cantik. Pakai keju cheddar, warna kue keringnya jadi lebih pucat.
Di Jerman sini, saya kemudian dibuat pusing oleh banyaknya pilihan keju. Di supermarket saja tempat keju sudah satu kulkas panjang sendiri. Ada keju emmentaler, appenzeler, gouda, edamer, tiroler, keju dari susu kambing, keju untuk camilan, keju bau dan terlihat berjamur, keju keras, keju lunak, keju tua, setengah tua, keju muda, keju untuk dicairkan. Bentuknya apa yang masih bongkahan sekitar setengah kiloan, ada yang dipotong-potong tipis, serta ada yang sudah diparut dan berbentuk bubuk.
Selain di lemari es supermarket, keju bisa dibeli di konter khusus di supermarket lebih besar. Biasanya pilihannya lebih banyak dan harganya lebih mahal. Paling mahal jika kita membeli keju di pasar produk segar. Keju yang dijual biasanya dibuat sendiri oleh penjualnya. Kejunya dijual dalam bentuk bongkahan bundar dan pipih. Satu bundaran berat kejunya bisa mencapai lebih dari 10 kg.
Konon dari Jerman saja, ada 150 jenis keju. Mulai dari yang rasanya netral. Sampai yang aroma dan baunya kuat. Belum lagi jenis keju dari negara-negara lain seperti Belanda, Perancis, Swiss, dan Italia.
Namun dari informasi seorang teman, menurutnya ada dua macam keju yang paling enak sebagai bahan kastengel selain menggunakan keju cheddar: edamer dan gouda. Setelah menjajal keduanya, saya lebih sreg menggunakan keju gouda. Di supemarket, keju gouda ada tiga macam kematangan: keju muda, setengah tua, serta keju tua. Keju tua warnanya oranye. Sedang gouda muda kuning terang. Setengah tua tengah-tengahnya. Keju tua paling mahal. Sekitar Rp. 180.000,- per kilonya. Saya pakai keju setengah tua saja. Harganya tidak terlalu mahal, dan rasanya lumayan enak. Di sini harga gouda setengah tua sekitar Rp. 75.000,- per kilogram.
Menurut Wikipedia, nama keju gouda sudah dicatat dalam sejarah pada tahun 1184. Sehingga gouda merupakan jenis keju tertua yang pernah dicatat sejarah dan masih diproduksi hingga kini. Namanya berasal dari nama sebuah kota di Belanda.
Kue kering kastengel yang dihasilkan dari keju gouda menurut saya asinnya pas. Asin, bercampur dengan rasa creamy karena dalam resepnya terdapat susu bubuk. Ketika ia digigit langsung kres, namun lumer ketika sudah berada dalam mulut. Hmmmm... Langsung nelan ludah membayangkan kastengel buatan mama.
Saya juga penggemar kastengel sebenarnya. Tapi tidak terlalu doyan membuatnya. Namun sesekali saya masih membuat sendiri sesuai dengan resep mama.
Oh ya, setelah tinggal di Jerman, di supermarket sesekali saya temukan kue kering mirip kastengel. Kalau di sini namanya Käsegebäck. Alias kue kering keju. Rasanya lebih ringan dibanding kastengel dari Indonesia. Saya taksir, telurnya lebih sedikit dibanding resep yang sering kita gunakan.
Keju untuk Kastengel
Mama saya selalu menggunakan keju tua sebagai bahan dasar membuat kastengel. Beliau tidak terlalu suka keju cheddar yang banyak dijual di supermarket. Keju tua rasanya lebih mantep dan kastengelnya lebih tahan lama. Begitu alasan beliau. Warna kejunya yang agak oranye pun menjadikan warna kastengel kuning cantik. Pakai keju cheddar, warna kue keringnya jadi lebih pucat.
Aneka macam keju |
Selain di lemari es supermarket, keju bisa dibeli di konter khusus di supermarket lebih besar. Biasanya pilihannya lebih banyak dan harganya lebih mahal. Paling mahal jika kita membeli keju di pasar produk segar. Keju yang dijual biasanya dibuat sendiri oleh penjualnya. Kejunya dijual dalam bentuk bongkahan bundar dan pipih. Satu bundaran berat kejunya bisa mencapai lebih dari 10 kg.
Konon dari Jerman saja, ada 150 jenis keju. Mulai dari yang rasanya netral. Sampai yang aroma dan baunya kuat. Belum lagi jenis keju dari negara-negara lain seperti Belanda, Perancis, Swiss, dan Italia.
Keju Gouda |
Menurut Wikipedia, nama keju gouda sudah dicatat dalam sejarah pada tahun 1184. Sehingga gouda merupakan jenis keju tertua yang pernah dicatat sejarah dan masih diproduksi hingga kini. Namanya berasal dari nama sebuah kota di Belanda.
Kue kering kastengel yang dihasilkan dari keju gouda menurut saya asinnya pas. Asin, bercampur dengan rasa creamy karena dalam resepnya terdapat susu bubuk. Ketika ia digigit langsung kres, namun lumer ketika sudah berada dalam mulut. Hmmmm... Langsung nelan ludah membayangkan kastengel buatan mama.
mauuuu di bawaian gouda, cammembert, farmmigiano, ricotta.... ama emmentaler.... disini mana tahan liat harganya... hiks hiks... kangen makan keju
ReplyDeletemantap dah
ReplyDeleteiyaaa gouda tetep markotoopppp ya teh intaann...
ReplyDelete