Menurut Wikipedia, Luwak
atau lebih dikenal dengan musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang
cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera
penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang
optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi
kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini
terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga
makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna.
Biji kopi luwak seperti
ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini
berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam
sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan
sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
Karena produksi
kopi luwak yang masih terbatas dan biaya produksi yang masih tinggi, menjadikan harga kopi ini menjadi selangit,
bahkan konon katanya secangkir kopi luwak bisa di hargai 400 ribu rupiah bahkan
lebih.
luwak dan biji kopi luwak |
Sudah lama saya
penasaran ingin melihat langsung bagaimana kopi luwak ini diproses, ya penasaran
saja, kok bisa ya harganya selangit.
Hingga beberapa waktu lalu saya
berkesempatan melihat langsung pabriknya di daerah pangalengan kabupaten
bandung. Walau sedang libur berproduksi, tapi saya jadi tahu asal mula kopi
ini.
Pertama kami diajak berkeliling
melihat beberapa pohon kopi disekitar pabrik. Karena bukan masa panen jadi buah
kopinya masih banyak yang berwarna hijau, walau ada beberapa ada yang berwarna
merah terang dan merah marun. Saya memetik yang merah marun dan langsung mencicipinya, manis.
pohon kopi yang berbuah |
Setelah itu, kami
diajak masuk ke kandang luwak atau musang. Musang di berikan kandang-kandang
terpisah. Menurut pekerja disana, luwak ini akan tidur pada siang hari dan
terjaga pada malam hari. Jika tidak sedang masa panen kopi, luwak ini diberi
makan makanan pokoknya, yaitu ayam mentah. Jika sedang panen, luwak ini tetap
diberikan ayam mentah tapi diselingin cemilan yang berupa kopi, kandang luwak
akan dibuka dan luwak diberikan kebebasan berkeliaran di kebun kopi untuk
memilih biji kopinya.
kandang luwak |
Ternyata ini yang membuat harga kopi luwak selangit. Karena
biaya produksi yang selangit, dan hasil yang dihasilkan tidak banyak. Selain
citarasa khas dimiliki kopi luwak tentunya.
Proses selanjutnya,
setelah luwak memakan kopi di sore atau malam hari adalah menunggu luwak mengeluarkan
kotorannya. Setelah itu, kopi harus segera dicuci dan dijemur, proses ini tidak
boleh lebih dari 7 jam, agar kualitas kopi luwak tetap terjaga. Ini foto kopi
luwak setelah dicuci dan sedang di jemur. Kebetulan saja ada tapi tidak banyak,
karena sedang tidak panen, menurut karyawan pabrik yang mengajak kami
berkelililng.
biji kopi yang dijemur |
Untuk proses
selanjutnya, kopi di sangray atau di panggang menggunakan mesin khusus supaya suhunya
tetap dan matangnya sempurna. Ini langkah-langkah untuk menghasilkan kopi luwak
kualitas baik di pabrik ini.
proses mengolah biji kopi |
Dan saya baru tahu,
ternyata daun kopi yang dikeringkan bisa diseduh dan dijadikan teh. Daun kopi
kering ini juga dijual, 1 kgnya dibandrol dengan harga 50 ribu rupiah.
mesin pengeringan daun kopi |
Setelah keliling
pabrik, kebun kopi dan lahan pertanian sekitar, kami disuguhi makan siang. Nasi
liwet dan lauk pauk serta lalaban mentah khas sunda. Saking senang dan
laparnya, saya lupa memoto hidangan makan siang kami. Sebagai penutup dari
perjalanan ini, kami disuguhi kopi luwak. Yang lain terlihat senang sekali
mencicipi secangkir kopi luwak panas, sedangkan saya, cukup menikmati secangkir
teh daun kopi saja, masih belum tega euy minum kopi luwak hehe…. Soal rasa teh
daun kopi, sedikit lebih pahit dari daun teh, bahkan saya masih merasakan teh daun
kopi ini seperti kopi hitam yang sangat encer.
Says juga Baru tahu Dari posting an INI, daun kopi bisa dibuat teh. Paling aku klo lihat sendiri prose's kopi luwak juga nyruput. Hehehe tapi tetep enak rasanya :)
ReplyDeleteInteresting... belinya dmana ya?
ReplyDeleteini dipangalengan pabriknya
Deleteiya, saya juga baru nyicip teh teh daun kopi, sayang saya lupa moto :-(, duuh belum berani aaah kalo nyruput kopi luwak :-))
ReplyDeleteIni ad yg jual?
ReplyDeletebanyak kok, beneran mau bro?
Deletebelinya bisa online kok, klik aja kopi luwak di atas :-)
DeleteWaaahhh seru nih kayanya. Kandang luwaknya bersih yaaa.. Btw ini tempatnya dimana tehh? Masuknya bayar apa nggak...
ReplyDeletekandangnya bersih banget kalo ngga nanti luwaknya sakitlah.... masuknya gratis kok, di pangalengan deketnya kuburannya boscha...:-)
DeleteWaaah asiknyaaaaa seru kayanya. Ini masuknya bayar berapa tehh? kandang luwaknya bersih yaaaa. Btw tempatnya dimana ini?
ReplyDeletewaah baru mah kemarin bahas kopi ini. alhamdulillah skrg jadi tahu kalau prosesnya puanjang ya teh. gak nyangka klo di bandung juga ada...
ReplyDelete