Transit semalam di Singapura saat mudik terakhir, saya bertiga dengan anak-anak, telah memutuskan untuk tidur di bandara. Ya, pesawat kami menuju tanah air akan terbang pagi-pagi.
Jika malam hari keluar bandara, bermalam, lalu kembali ke bandara lagi keesokan harinya, saya pikir bakal ribet. Apalagi itu kali pertama kami mampir Singapura. Sedangkan penginapan di sekitar bandara harganya tak murah. Satu lagi, saya ingin membuktikan reputasi Changi sebagai bandara terbaik untuk menginap di dunia.
Memang tak salah jika Changi dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Kami merasa baik-baik saja semalaman di sana. Kami jalan-jalan di bagian kedatangan. Memotret taman-taman kecil di sudut terminal. Serta menikmati kinetic drops. Ornamen berbentuk mirip tetesan air dalam ukuran besar. Naik turun membentuk pola tertentu. Kadang kami keluar sebentar. Menikmati kecantikan taman outdoor dengan pohon-pohon rindang.
Soal makan memakan pun tak menjadi masalah di bandara ini. Enaknya, ada informasi mengenai tempat makan halal. Jadi kami tak perlu khawatir lagi. Bahkan beberapa rumah makan cepat saji juga halal. Saat mampir kedua kalinya di Changi, kami berhasil mengeksplor dua terminal lainnya. Naik skytrain gratis antar terminal. Termasuk pula mengeksplor makanannya. Saya sempat ke kedai kopi dan mencicipi kue coklat yang sangat lezat.
Puas mengitari lantai terminal kedatangan dan keberangkatan, kami bingung menghabiskan waktu. Akhirnya, sekalian makan malam, kami masuk ke kedai ayam goreng cepat saji. Itu pun sudah ada label halalnya.
Ayam goreng sayapnya pedas. Namun saya dan anak-anak suka. Berkali kami membelinya malam itu. Untuk minumannya, kami pilih Milo hangat saja. Cocok sekali menjadi teman kami malam itu. Coklatnya sangat terasa, manisnya pas, dan creamy. Entah berapa gelas kami habiskan saat itu. Karena kami berdiam di sana sampai kira-kira pukul sembilan malam. Kami bisa duduk nyaman, sambil menikmati fasilitas internet gratis.
Keesokan harinya, kami mau sarapan ayam lagi. Ternyata sampai jam sebelas siang, di kedai waralaba ayam tersebut, menu ayam belum dijual. Adanya menu sarapan seperti bubur dan roti. Yaaa, kecewa. Akhirnya kami beli minuman saja. Milo hangat, tentunya.
Sebenarnya di Jerman, anak-anak sudah kenal Milo. Tapi karena ia hanya dijual di toko asia di Belanda, harganya relatif mahal pula, kami sesekali saja beli. Sampai di kampung halaman, kami langsung membeli susu milo bubuk. Saat ke supermarket anak-anak langsung tunjuk-tunjuk minta dibelikan. Susu milo enak diminum hangat maupun dingin. Tinggal dicampur susu dingin, aduk, glek. Segar!!
Sumber: Tokopedia |
Tak jarang saat bepergian, mereka juga minta Milo dalam kemasan kotak. Pilih yang sudah didinginkan dalam lemari pendingin. Enak banget.
Mereka mengingatkan akan masa kecil saya dulu. Saya tidak suka minum susu putih. Sedangkan mama saya dulu sering membeli susu segar di kampung. Kalau mau minum susu, harus dicampur dengan kopi atau coklat bubuk. Sesekali saja mama membelikan saya milo untuk dijadikan campuran milo. Sebab dulu harganya terasa mahal.
Ketika saya kuliah, sudah ada milo sachet. Ini praktis, dan memudahkan saya. Saya uang saku menipis, saya bisa membeli milo eceran di warung dekat rumah sewaan.
Pulang ke Jerman, saya membeli beberapa pak. Karton pembungkusnya dibuang agar tak makan tempat di dalam koper. Kami irit-irit milo bubuk ini. Lumayan, bisa untuk persediaan beberapa bulan.
Memang bandara chnagi sesuatu. Sejak 12 tahun yang lalu , aku langganana bobok di Changi. hehehe Terakhir sama si Kecil Bobok Di Suvarnabhumi, Bangkok. Fine fina aja juga. kayak jalan jalan di Mall.
ReplyDeleteLebih suka minum Milo dingin, seger :)
He-eh, enak bandarane yo Zulfa. Bobok di bandara iku lumayan untuk menghemat bujet. hehehe... Yup, milo dingin yo seger banget. :)
DeleteAahhh... Milo diemut gitu aja juga enak ya mbak. Memang rasa coklatnya nggak bikin eneg :D
ReplyDeleteBener, Mbak Eky... diemut juga enak. Kadang kalau kelamaan disimpan, dia menggumpas dan mengeras, yah. Nah itu, bisa diemut.
DeleteChangi emang nyaman ya mbak... Fasilitasnya lengkap, bersih lagi.. Dulu beberapa kali saya dan temen iseng memilih Changi sebagai tempat janjian dan ngopi bareng. Padahal waktu itu tempat tinggal saya di Jurong, jadi dari ujung barat Singapur ke ujung timurnya cuman buat ngopi :D :D
ReplyDeleteNgomong-ngomong soal milo, sejauh ini, milo paling enak yang pernah saya minum itu di salah satu sudut Terminal Larkin, Johor Bahru. Milonya mantap buanget!
Hihihihi, Mbak Dee An, pas aku di sana, kan sempat muter2. Sampai di basement ynag jadi tempat belanja itu. Banyak warga lokal nongkrong. Anak-anak sekolah ngerjain pe er banget ada yang hang out. Jadi emang bukan sekadar bandara ya si Changi ini.
Deletemilo kasih cocoa juga enaakk... milo dijadiin selai coklat juga enaakk.. :)
ReplyDeleteDijadiin selai coklat bagaimana caranya, Ma? DIcampur susu kental manis?
DeleteRais (keponanku) suka banget Milo. Aku juga yang ngakunya bukan pecinta susu, kadang suka icipin sedikit :D
ReplyDeletehehehehhehe.... aku juga suka ngrusuhi punya anakku, kok. :)
ReplyDeletesuka banget milo yaa ... gasuka yang putih ,, kalau susu cokelat biasa ga suka juga ? kalau saya sih asal cokelat :D
ReplyDeleteIyah, asal jangan yang putih atau stroberi. Kalau susu rasa coklat dna kopi, apa saja bisa minum... :)
ReplyDeleteiya... changi memang sangat sangat nyaman :)
ReplyDeleteSetuju, Neng Zahra. :)
Deletesekedar info, yang mau makanan halal dan murah meriah, turun ke basement, disitu ada kantin khusus karyawan tapi terbuka untuk umum, saya kalo ke changi makan berat kesitu, karena hrg masih seputaran 3,5 sgd. disetiap terminal ada, di basementnya, kalo bingung tanya cleaning service deh...
ReplyDeleteKemarin kami belum sempat kesitu, Tan. Makasih infonya, ya...
ReplyDeleteSedap banget, mba. Pengin nyicip kuenya. :D
ReplyDelete