Melakukan perjalanan berhari-hari, pengeluaran untuk konsumsi setiap hari juga makin besar. Apalagi di destinasi-destinasi mahal di Eropa Barat.
Agar menghemat bujet perjalanan, kami sekeluarga biasanya memasak sebagian makanan kami sendiri. Jika mau makan di luar pun, kami batasai hanya sehari sekali. Lainnya, masak sendiri. Makanya jika pergi lama kami cenderung mencari penginapan berupa apartemen. Biasanya di tempat seperti itu tersedia dapur atau paling nggak tempat masak kecil, pemasak air, dan alat-alat masak.
Alat-alat masaknya sukanya bawa sendiri dari rumah. Pakai peralatan masak untuk kemping yang praktis dan ringan dibawa-bawa. Belanja bahan makanannya di supermarket atau pasar setempat.
Namun kadang, situasi tak memungkinkan untuk menyewa apartemen. Kudu ke hotel yang tak ada dapurnya. Kami siasati dnegan membawa pemasak air dan travel cooker. Travel cooker kadang tak bawa, paling tidak harus ada pemasak air. Dengan pemasak air, paling tidak kami bisa membuat teh/kopi sendiri sebagai teman minum roti. Membuat air panas untuk dicampur sereal, atau juga mie instan.
Kalau travel cooker banyak kegunaannya. Ukurannya lebih mini dibanding rice cooker. Bisa digunakan untuk masak nasi satu cup ukuran 250 ml. Cukup untuk makan kami berempat. Selain itu dengans edikit minyak atau mentega, ia bisa juga dipakai untuk bikin telor mata sapi. Jika mau direbus telurnya, tinggal tambahin air dan ditutup seperti masak nasi. Kemarin kami coba pakai masak pasta instan. Pasta mentah yang telah berbumbu dicampur susu atau air, rebus di dalam travel cooker. Kami coba memasak bratkartoffeln (kentang sangrai ala Jerman) tak masalah. hanya makan waktu agak lama. Oh ya, sebagian lauk kadnag kami bawa dari rumah. Seperti ayam goreng dan rendang.
Travel cooker dan pemasak air khusus traveling kami ukurannya kecil. Bisa masuk dalam ransel kalau sedang tidak membawa koper. Praktis dan bisa menghemat duit lumayan banyak.
Agar menghemat bujet perjalanan, kami sekeluarga biasanya memasak sebagian makanan kami sendiri. Jika mau makan di luar pun, kami batasai hanya sehari sekali. Lainnya, masak sendiri. Makanya jika pergi lama kami cenderung mencari penginapan berupa apartemen. Biasanya di tempat seperti itu tersedia dapur atau paling nggak tempat masak kecil, pemasak air, dan alat-alat masak.
Alat-alat masaknya sukanya bawa sendiri dari rumah. Pakai peralatan masak untuk kemping yang praktis dan ringan dibawa-bawa. Belanja bahan makanannya di supermarket atau pasar setempat.
Namun kadang, situasi tak memungkinkan untuk menyewa apartemen. Kudu ke hotel yang tak ada dapurnya. Kami siasati dnegan membawa pemasak air dan travel cooker. Travel cooker kadang tak bawa, paling tidak harus ada pemasak air. Dengan pemasak air, paling tidak kami bisa membuat teh/kopi sendiri sebagai teman minum roti. Membuat air panas untuk dicampur sereal, atau juga mie instan.
Kalau travel cooker banyak kegunaannya. Ukurannya lebih mini dibanding rice cooker. Bisa digunakan untuk masak nasi satu cup ukuran 250 ml. Cukup untuk makan kami berempat. Selain itu dengans edikit minyak atau mentega, ia bisa juga dipakai untuk bikin telor mata sapi. Jika mau direbus telurnya, tinggal tambahin air dan ditutup seperti masak nasi. Kemarin kami coba pakai masak pasta instan. Pasta mentah yang telah berbumbu dicampur susu atau air, rebus di dalam travel cooker. Kami coba memasak bratkartoffeln (kentang sangrai ala Jerman) tak masalah. hanya makan waktu agak lama. Oh ya, sebagian lauk kadnag kami bawa dari rumah. Seperti ayam goreng dan rendang.
Travel cooker dan pemasak air khusus traveling kami ukurannya kecil. Bisa masuk dalam ransel kalau sedang tidak membawa koper. Praktis dan bisa menghemat duit lumayan banyak.
No comments:
Post a Comment