Sayur, Buah dan Bumbu dari Kebun Sendiri

Sedari tahun lalu, saya coba-coba mulai aktif berkebun. Membuka lahan di pekarangan belakang untuk ditanami tanaman yang bisa dikonsumsi. Tujuannya untuk mengurangi ongkos belanja. Serta mendapatkan sumber makanan organik.


Bertanam bukan hal baru bagi saya. Dahulu masih sekolah menengah saya suka bertanam. Tapi waktu itu lebih suka menanam bunga. Mawar, melati, serta tanaman tanpa bunga. Kalau dapat uang jajan dulu saya tabung untuk dibelikan pot bunga.

Saat tinggal di apartemen, saya sudah pernah juga mencoba menanam berbagai tanaman di pot. Kadang berhasil, tapi ada juga yang tumbuhnya tak sempurnya.

Nah mulai tahun ini saya dan suami lebih serius. Kami membeli buku berkebun skala rumahan. Khususnya tanaman yang bisa dimanfaatkan: Seperti, sayuran, buah dan bumbu. Tanaman buah sudah ada beberapa. Milik pemilik rumah sebelumnya. Tahun lalu saya mulai dengan parsley, dill, kemangi, salbei, daun bawang, dan zucchini. Tahun ini tambah salad, kohlrabi, wortel, bayam, kacang panjang.

Namanya baru belajar, banyak hal kami coba-coba. Untuk media tanam, kami menggunakan campuran kompos, top soil, dan pupuk kandang. Komposnya buat sendiri. Dari sisa buangan dapur serta sampah kebun, hasil memotong rumput. Pupuk kandangnya dari kotoran kuda. Menurut teman Jerman ynag hobi menanam, kotoran kuda ini sangat baik. Untuk tanaman tertentu, bahkan bisa digunakan fresh from the oven. hehe.

Senangnya berkebun kalau tanaman sudah mulai besar dan menghasilkan. Tahun lalu ketika panen kemangi, saya bisa gunakan untuk memasak bothok dan Ikan Woku. Daun mint dan salbei sering jadi teh. Daun bawang dan seledri jadi campuran bakwan goreng. Dan daun salad sekarang sudah bisa dipotong. Saladnya Lollo Rossa dan Bionda. Juga bisa jadi penghias dan pengisi bento.