Ini dia ide unik lainnya yang cocok untuk bekal. Apel cinta yang dipetik dan dipanen sendiri di salah satu kota di selatan Hamburg, Jerman. Kota ini dikenal dengan sebutan Altes Land, memiliki perkebunan buah terbesar dan terkenal enaknya di eropa. Bekal ini sangat sederhana hanya terdiri atas apel dan mantau pandan saja yang dibawa untuk bekal diperjalanan kemarin (lihat postingan bulan lalu). Segarnya buah apel benar-benar membawa kenikmatan apalagi ketika cuaca yang panas ketika itu.
Awal musim semi tahun ini, kami sempat mengunjungi kompleks perkebunan buah. Konon permandangan di daerah ini ketika musim semi sangat indah karena dipenuhi oleh bunga apel. Namun sayang ketika itu hanya pohon ceri yang baru berbunga, sedangkan pohon apel lebih telat berbunganya. Sangat disayangkan kesempatan untuk melihat lautan pohon apel yg berbunga belum terwujud. Namun di akhir musim panas kemarin, ada kesempatan untuk kembali berkunjung ke kota ini. Semua pohon sudah mengemban buah-buahan yang siap panen termasuk salah satunya apel. Kami masuk ke salah satu perkebunan yang bernama Herz apfelhof (perkebunan apel hati) yang terkenal dengan kebun apel yang dibentuk hati, jika dilihat dari udara/ketinggian tertentu, maka akan terlihat bentuk hatinya. Selain itu di perkebunan ini dijual apel-apel yang ditato. Tidak hanya bentuk hati tapi ada juga yang berlabel kuda, domba, smiley, atau kita juga bisa meminta nama kita tertulis di apel tersebut melalui teknologi laser.
Untuk apel yang bertato hati seperti ini, mereka cukup menempelkan sticker berwarna hitam pekat ke apel yang masih hijau, terutama dibagian yang terkena sinar matahari. Ketika apel mulai mematang dan berubah warna menjadi kemerahan, maka bagian yang tertutup dari sinar matahari tidak akan berwarna merah sehingga cap berbentuk hati akan tampak jika stiker hatinya dibuka. Ide nya sangat sederhana tapi bisa jadi ladang usaha yang menarik. Harga untuk satu buah apel yang di tato seperti ini sekitar 25 ribu rupiah (€1,5).
Kami hanya tertarik untuk memetik dan memanen sendiri apel di perkebunan itu. Kami bisa memilih berbagai jenis apel yang kita mau sebanyak mungkin, kemudian membeli hasil panen kita tadi. Harga perkilo nya relatif lebih murah ketimbang yang di jual di supermarket yakni sekilo sekitar €1,5 dan jika kita memanen lebih banyak ada diskon khusus. Beruntung sekali ketika kami memetik masih ada satu apel yang masih berstiker hati yang masih belum terpanen. Sehingga bisa ikut nongkrong di bento.
Saya baru pertama kali itu merasakan betapa segarnya apel yang baru kita petik kemudian langsung kita santap. Rasanya seperti bersagu, buahnya memiliki kadar keasaman dan kemanisan yang pas di lidah. Enak. Pengunjung bisa mencicipinya buah-buahan di kebun sebanyak yang kita suka. Tidak hanya apel dengan beratus kultivar tetapi ada juga buah2an lain seperti ceri (ketika itu sudah habis dipanen) dan buah plum di perkebunan tersebut yang bisa kita cicip dan panen sendiri.
No comments:
Post a Comment