Ke Turki, kami putuskan sekalian mengunjungi kota Bursa selain Istanbul. Letaknya sekitar 100 km di sebelah selatan kota terbesar di Turki tersebut. Bursa adalah ibukota pertama Turki Ustmani.
Selain mengunjungi peninggalan bersejarahnya, kami mampir ke kedai makan bersejarah. Tempat asal Kebab Iskender. Di Jerman kami sudah pernah mencoba berkali. Terbuat dari roti, dilapisi irisan daging kebab, disiram saus tomat, dan yoghurt. Rasanya didominasi asam saus tomat.
Kebapci Iskender nama aslinya sudah dijual selama 4 generasi. Ada 4 warung di kota Bursa. Penjual imitasinya tak terhitung jumlahnya. Di tempat aslinya, harganya sekitar 30 persen lebih mahal. Tapi rasanya 100 persen lebh enak. Seorang warga Turki berisitri orang Indonesia yang mengantarkan kami ke rumah makan tersebut bilang ia belum pernah makan di sana. Menurutnya harganya terlalu mahal.
Karena rumah makannya kecil, mengantri sebentar kami di luar. Di dinding bagian dalam, terpajang foto Pak Iskender Efendi, pendirinya di tahun 1867. Tak lama, pesanan datang. Sepiring bundar daging, dengan sedikit saus tomat dan yoghurt. Roti di lapisan terbawah crispy bagian pinggirnya, lembek ditengah, tersiram minyak kebab dan mentega cair. Rasa mentega mendominasi roti. Irisan kebabnya pas bakarnya. Jus dagingnya masih terasa. Terbuat dari daging domba, tak tercium sama sekali bau dombanya. Potongan toat dna peperaoni bakar menemani hidangan ini. Sedap!!! Yang asli ini memang paling enak. Belum ada Iskender kebab sebelumnya dan sesudahnya yang seenak ini.
Selain mengunjungi peninggalan bersejarahnya, kami mampir ke kedai makan bersejarah. Tempat asal Kebab Iskender. Di Jerman kami sudah pernah mencoba berkali. Terbuat dari roti, dilapisi irisan daging kebab, disiram saus tomat, dan yoghurt. Rasanya didominasi asam saus tomat.
Kebapci Iskender nama aslinya sudah dijual selama 4 generasi. Ada 4 warung di kota Bursa. Penjual imitasinya tak terhitung jumlahnya. Di tempat aslinya, harganya sekitar 30 persen lebih mahal. Tapi rasanya 100 persen lebh enak. Seorang warga Turki berisitri orang Indonesia yang mengantarkan kami ke rumah makan tersebut bilang ia belum pernah makan di sana. Menurutnya harganya terlalu mahal.
Karena rumah makannya kecil, mengantri sebentar kami di luar. Di dinding bagian dalam, terpajang foto Pak Iskender Efendi, pendirinya di tahun 1867. Tak lama, pesanan datang. Sepiring bundar daging, dengan sedikit saus tomat dan yoghurt. Roti di lapisan terbawah crispy bagian pinggirnya, lembek ditengah, tersiram minyak kebab dan mentega cair. Rasa mentega mendominasi roti. Irisan kebabnya pas bakarnya. Jus dagingnya masih terasa. Terbuat dari daging domba, tak tercium sama sekali bau dombanya. Potongan toat dna peperaoni bakar menemani hidangan ini. Sedap!!! Yang asli ini memang paling enak. Belum ada Iskender kebab sebelumnya dan sesudahnya yang seenak ini.
No comments:
Post a Comment