Mumpung masih bulan Syawal. Sebagian wanita mungkin sudah atau sedang membayar hutang puasa. Atau bahkan sudah selesai berpuasa sunnah di bulan ini. Yang jelas bau-bau puasa masih terasa hingga kini.
Saya ingin memanfaatkannya untuk berbagi pengalaman berbuka puasa di masjid Turki di kota tempat kami tinggal Düren.
Berbuka di masjid sering kami lakukan ketika masih menjadi mahasiswa, baik selama masih tinggal di kota Nuremberg maupun Bremerhaven. Bahkan saat bulan puasa masih berada di musim dingin atau musim gugur di Bremerhaven, kami seringkali melakukan safari masjid. Mencoba menu buka puasa di beberapa masjid secara bergantian.
Masjid-masjid di sini biasanya memang menyediakan makanan berbuka puasa bagi para jamaahnya. Tak hanya sekedar takjil, namu menu lengkap. Bahkan melimpah ruah.
Cara makan dan menu di masjid Turki berbeda dengan masjid Arab. Di masjid Turki biasanya dipisah antara leleki dan perempuan. Setiap orang menerima nampan berisi makanan lengkap dari pembuka hingga penutup.
Di masjid Arab, tempat makannya sama-sama dipisah, namun berbeda caranya. Terkadang aneka makanan disusun menjadi beberapa bagian. Terdiri dari nasi, lauk, salad, hingga hidangan penutup. Beberapa wanita duduk melingkari setiap bagian makanan tersebut.
Soal rasa, baik menu Turki maupun Arab, sama-sama enak menurut saya.
Selama 4 tahunan pindah ke Düren, baru tahun ini kami kembali mencicipi menu buka puasa di masjid Turki. Di sini beda lagi. Semua orang berbuka dalam satu ruangan. Duduk memutari meja-meja panjang.
Setiap orang mendapat satu wadah berisi hidangan utama dan penutup, semangkuk su, air dan ayran (yogurt Turki). Sayur dan buah-buahan diletakkan terpisah, serta dimakan bersama-sama.
Saya ingin memanfaatkannya untuk berbagi pengalaman berbuka puasa di masjid Turki di kota tempat kami tinggal Düren.
Berbuka di masjid sering kami lakukan ketika masih menjadi mahasiswa, baik selama masih tinggal di kota Nuremberg maupun Bremerhaven. Bahkan saat bulan puasa masih berada di musim dingin atau musim gugur di Bremerhaven, kami seringkali melakukan safari masjid. Mencoba menu buka puasa di beberapa masjid secara bergantian.
Masjid-masjid di sini biasanya memang menyediakan makanan berbuka puasa bagi para jamaahnya. Tak hanya sekedar takjil, namu menu lengkap. Bahkan melimpah ruah.
Cara makan dan menu di masjid Turki berbeda dengan masjid Arab. Di masjid Turki biasanya dipisah antara leleki dan perempuan. Setiap orang menerima nampan berisi makanan lengkap dari pembuka hingga penutup.
Di masjid Arab, tempat makannya sama-sama dipisah, namun berbeda caranya. Terkadang aneka makanan disusun menjadi beberapa bagian. Terdiri dari nasi, lauk, salad, hingga hidangan penutup. Beberapa wanita duduk melingkari setiap bagian makanan tersebut.
Soal rasa, baik menu Turki maupun Arab, sama-sama enak menurut saya.
Selama 4 tahunan pindah ke Düren, baru tahun ini kami kembali mencicipi menu buka puasa di masjid Turki. Di sini beda lagi. Semua orang berbuka dalam satu ruangan. Duduk memutari meja-meja panjang.
Setiap orang mendapat satu wadah berisi hidangan utama dan penutup, semangkuk su, air dan ayran (yogurt Turki). Sayur dan buah-buahan diletakkan terpisah, serta dimakan bersama-sama.
makan bersama2 gitu rasanya nikmat & seru kayaknya ya mbak..
ReplyDeleteKami senang karena sekalian bertemu dg saudara saudari muslim dari negara lain, terutama muslim Turki dan Maroko. Apalagi makannya enak2... hehe
ReplyDelete