Lebaran tahun ini, keluarga bento mania di Jerman merayakannya di kota Bremen. Lumayan jauh di utara Jerman, sekitar 400 kilometer dari tempat tinggal kami. Alhamdulillah komunitas muslim disana juga banyak. Seratusan orang menghadiri sholat Ied dan halal bihalal. Acaranya standar. Setelah sholat Ied, bermaaf-maafan, diikuti dengan makan-makan hidangan khas lebaran.
Acara jalan-jalan di dalam kota, tentu tak mau kami lewatkan. Bersama-sama, 3 keluarga bento mania menyusuri kota tua, membeli souvenir kota, ke jalanan seniman Böttcherstrasse, berfoto bersama lambang terkenal kota ini, Bremer Stadtmusikanten, melihat rumah-rumah tua mini di Schnoor, serta mampir ke kafe setempat.
Yang terakhir ini sangatlah menarik. Kami masuk sebuah kafe di Schnoor, yang terlihat cukup modern dari luar, namun sangat kuno di dalamnya. Di dalam, kami serasa berada dalam gua. Ruangannya sempit, rendah dan tak terlalu terang. Jumlah meja kursi tak terlalu banyak, kurang dari sepuluh set. Tapi pengunjung terlihat nyaman di sana. Menikmati kue-kue khas Bremen. Kafe ini memang menjual berbagai penganan khas, ynag baru kami kenal namanya. Yakni : Babbeler, Klaben, Kluten, Kaffeebrot dan Schnoorkuller. Walau kami hanya membeli kopi serta roti biasa, saya sangat penasaran dengan penganan dengan nama aneh bin unik tersebut.
Dari hasil pencarian di internet, ketemu beberapa hal menarik. Babbeler adalah manisan panjang rasa pepermint. Dikenal sebagai permen pelega tenggorokan tradisional dan ynag pertama yang dikenal manusia. Klaben adalah versi berat stollen, jajanan khas di musim dingin. Biasanya mulai dijual di bulan Desember, dan ada di pasaran hingga paskah. Kluten adalah juga manisan sebesar dua biji gula kotak. Terbuat fondant-pepermint. Setengahnya dilapisi dengan cokelat pahit. Kaffebrot adala roti tawar a la Bremen, teman mium kopi.Sedangkang Schnoorkuller adalah bola-bola kacang berisi krim-nougat. Menarik dan sepertinya juga enak.
No comments:
Post a Comment