Seribu Satu Alasan Membuat Bento

Judulnya sangat hiperbola. Sepertinya tak mungkin sampai ada seribu satu alasan untuk membuat bento, ya. Yang jelas, saya ingin mengemukakan beberapa alasan saya untuk membuat bekal sehat dan enak dipandang mata buat anak-anak suami dan saya sendiri. Setiap orang, saya yakin juga punya alasannya sendiri. Mungkin agar anak-anak lebih doyan makan, alasan kesehatan (diet, kena penyakit tertentu) sehingga mengharuskan seseorang makan menu khusus, hemat, dll.

Sedangkan kami, yang telah bertahun tinggal jauh dari kampung halaman juga demikian. Inilah alasan-alasan saya membuat bento untuk keluarga :

1. Di sini, kami relatif lebih sulit membeli makanan matang dibanding di tanah air. Di tempat kerja suami saya, warung terdekat berjarak sekitar satu kilometer. Saat sibuk bekerja, rasanya ribet jika harus keluar dulu untuk membeli makanan. Di dalam sekolah anak-anak juga tak ada penjual makanan sarapan, kecuali di hari Kamis, saat program makanan sehat di SD. Keluar dari halaman sekolah, dilarang keras. Sehingga bekal sarapan mesti dibawa dari rumah atau dibeli di pagi hari dari toko roti. Sekolah-sekolah disini, biasanya hanya menyediakan makan siang bagi anak-anak yang berada di sekolah hingga sore hari.

2. Menu makanan dari rumah bisa disesuaikan dengan selera. Makanan dari luar, paling umum adalah roti isi, kebab Turki atau pizza. Jarang sekali ada yang menjual nasi. Membosankan jika terus-terusan makan makanan tersebut. Lagi pula, suami saya lebih suka makan nasi di siang hari. Paling mudah, ya bawa bekal dari rumah. Yang menunya berupa sate ayam, rendang, pecel, somay, mie ayam hingga bakso.

3. Saya ingin membiasakan anak-anak makan makanan sehat sejak dini. Sehingga saya usahakan agar isi bekal mereka memiliki gizi seimbang. Tak hanya karbohidrat dan protein. Namun juga sayur dan buah-buahan. Buat suami dan saya sendiri juga demikian. Sedangkan, jika membeli makanan di luar, susah untuk mengontrol asupan gizi bagi keluarga.

4. Hemat. Harga makanan di luar bisa dua tiga kali lebih mahal dibanding jika membuat sendiri. Makanya jauh lebih hemat membawanya sendiri dari rumah. isi bekal suami bisanya adalah menu makan malam yang saya masak lebih banyak agar bisa dijadikan bekal keesokan harinya. Praktis dan murah meriah. Walau ketika saya pikir lebih lanjut, untuk membuat bento perlu modal yang tak sedikit. Karena kemudian saya ketagihan beli wadah bento, peralatan bento, buku dll yang harganya tak bisa dibilang murah. hehehe.

5. Khusus buat anak-anak, bekal cantik dan bentuknya unik, dapat menambah selera makan mereka. Sayuran dan buah-buahan yang dicetak lucu bisa membangkitkan nafsu untuk memakannya.

6. Memicu kreatifitas sebagai ibu. Setelah memeulai membuat bento untuk anak-anak, saya jadi berusaha untuk menemukan ide-ide baru. bagaimana cara menata bento agar terlihat cantik, bagaimana memilih warna dan bahan makanan, menu apa saja yang tidak membosankan bagi keluarga, dll

7. Yang tak kalah penting, bagi kami yang muslim, makanan rumah lebih terjaga kehalalannya. Di acara-acara sarapan bersama, meski sudah diwanti-wanti, kadang guru di sekolah tak terlalu memperhatikan makanan yang boleh dan tidak bagi kami. Walau mereka sudah meyakinkan pun, kadang masih terbersit rasa ragu di hati. Khawatir ada makanan tak halal dimakan oleh anak-anak.

Waaaa... ternyata sementara alasannya hanya tujuh yang terpikir. Mungkin lain waktu terpikir alasan lain lagi. :)